Suatu ketika ada seorang bapak dan anak yang ingin pergi jauh. Mereka menggunakan keledai sebagai kendaraan, namun karena barang bawaan mereka terlalu banyak, sehingga hanya si anak lah yang bisa menaikinya. Sedangkan si ayah hanya berjalan di samping keledai tadi.
Setelah beberapa menit berjalan, ada dua orang lewat dan berbisik.
''hey anak itu tidak tahu sopan santun ya ? Masa ayahnya yang sudah tua disuruh berjalan sedangkan dia santai-santai mengendarai keledai ?''
Mendengar percakapan mereka, si anak pun langsung turun dari keledai dan meminta ayahnya yang menaiki keledai tersebut. Lalu si ayah pun naik keledai dan si anak hanya berjalan menuntun keledai itu.
Tiba-tiba ada dua orang lagi lewat.
''hey ayah itu tidak tahu malu ya ? Masa anaknya yang masih kecil disuruh berjalan sedangkan dia hanya bersantai-santai di atas keledai yang dinaikinya ?''
Mendengar percakapan itu, anak dan ayah langsung saling bertatapan. Mereka lalu sepakat untuk menaiki keledai berdua.
Lalu ada sekelompok orang lewat dan saling berbisik.
''hey lihat, ada ayah dan anak yang kejam, masa keledainya yang kecil itu dinaiki berdua, belum lagi bawaan mereka sangat banyak''
Ayah dan anak tadi pun turun dari keledainya dan mereka sepakat untuk menuntun keledainya saja. Mereka berjalan di samping keledai dan tidak seorangpun yang menaiki keledai itu.
Setelah beberapa meter bejalan, munculah seseorang yang melihat mereka sambil tertawa terbahak-bahak.
''hey orang bodoh, untuk apa kalian membeli keledai kalau hanya untuk dituntun saja dan tidak dinaiki ? Kenapa tidak sekalian kau gendong saja keledaimu itu''
Akhirnya si ayah segera menaikkan anaknya ke atas keledai.
"Telinga memang digunakan untuk mendengar, tapi hati dan otak digunakan untuk menyaring semua yang kita dengar,"
Dari cerita di atas kita mendapat petunjuk bahwa semua yang kita dengar tidak boleh menggoyahkan apa yang kita prinsipkan selama ini, selama apa yang kita prinsipkan itu adalah hal yang benar.
Setelah beberapa menit berjalan, ada dua orang lewat dan berbisik.
''hey anak itu tidak tahu sopan santun ya ? Masa ayahnya yang sudah tua disuruh berjalan sedangkan dia santai-santai mengendarai keledai ?''
Mendengar percakapan mereka, si anak pun langsung turun dari keledai dan meminta ayahnya yang menaiki keledai tersebut. Lalu si ayah pun naik keledai dan si anak hanya berjalan menuntun keledai itu.
Tiba-tiba ada dua orang lagi lewat.
''hey ayah itu tidak tahu malu ya ? Masa anaknya yang masih kecil disuruh berjalan sedangkan dia hanya bersantai-santai di atas keledai yang dinaikinya ?''
Mendengar percakapan itu, anak dan ayah langsung saling bertatapan. Mereka lalu sepakat untuk menaiki keledai berdua.
Lalu ada sekelompok orang lewat dan saling berbisik.
''hey lihat, ada ayah dan anak yang kejam, masa keledainya yang kecil itu dinaiki berdua, belum lagi bawaan mereka sangat banyak''
Ayah dan anak tadi pun turun dari keledainya dan mereka sepakat untuk menuntun keledainya saja. Mereka berjalan di samping keledai dan tidak seorangpun yang menaiki keledai itu.
Setelah beberapa meter bejalan, munculah seseorang yang melihat mereka sambil tertawa terbahak-bahak.
''hey orang bodoh, untuk apa kalian membeli keledai kalau hanya untuk dituntun saja dan tidak dinaiki ? Kenapa tidak sekalian kau gendong saja keledaimu itu''
Akhirnya si ayah segera menaikkan anaknya ke atas keledai.
"Telinga memang digunakan untuk mendengar, tapi hati dan otak digunakan untuk menyaring semua yang kita dengar,"
Dari cerita di atas kita mendapat petunjuk bahwa semua yang kita dengar tidak boleh menggoyahkan apa yang kita prinsipkan selama ini, selama apa yang kita prinsipkan itu adalah hal yang benar.